Senin, 09 Juli 2012

Ekspedisi Nusantara Revo

Pejuang Kehidupan Pekanbaru : Kembangkan Sekolah Di Tanah Transmigrasi 

Ekspedisi Nusantara RevoPEKANBARU – ”Ada usaha, pasti ada hasil.” Prinsip itulah yang selalu dipegang teguh Edi Mohammad Muchtar (44), guru dan Kepala Sekolah SDN 012 Silikuan Hulu, Ukui, Kabupaten Pelalawan, Riau. Berpegang pada prinsip ini, dia pun sukses mengembangkan sekolah untuk anak-anak transmigran.

Kisah pengabdian Edi di dunia pendidikan bermula dari ajakan teman untuk ”pindah hidup” dari kampungnya di Cianjur untuk mencari pekerjaan di tanah Sumatera. Bekal Edi kala itu hanya ijazah Pendidikan Guru Agama (PGA) sekolah guru di Cianjur dan uang Rp 40 ribu. Edi dan temannya pun berangkat ke Riau pada 1990.

Kerja serabutan dilakoninya selama dua tahun, hingga akhirnya Edi terpikir untuk mengembangkan sebuah sebuah sekolah untuk anak-anak transmigran yang saat itu tidak memiliki tempat untuk menimba ilmu secara formal. Sekolah itu kini menjadi SDN 012 di Silikuan Hulu, Riau.

Sekolah itu pertama kali dikembangkan dengan memanfaatkan sebuah rumah transmigrasi. Bangunan ini disekat menjadi dua bagian untuk ruang kelas, dan disulap menjadi sekolah dadakan. Tentu saja sangat minim fasilitas dan jauh dari layak, bahkan lantainya pun masih beralaskan tanah.

Murid pertama hanyalah 20 orang. Mereka masuk kelas bergantian karena terbatasnya ruangan. Dengan gigih, Edi pun memperjuangkan sekolah rintisannya itu untuk diakui sebagai sekolah negeri oleh Pemerintah setempat. Kurikulum disusun dengan mengacu pada sekolah lain yang letaknya sangat jauh dari daerah trasmigran itu. ”Setahun kemudian, sekolah kami akhirnya terdaftar sebagai sekolah Negeri. Muridnya pun bertambah banyak dan maju,” terangnya.

Statusnya yang masih hononer tidak menyurutkan semangat untuk mengajar dan membangun sekolah rintisannya. ”Gaji saya saat itu hanya Rp 17 ribu per bulan. Untungnya saya juga mendapat tambahan dari perusahan pengolahan kelapa sawit setempat, Rp 15 ribu per jam kerja,” kenangnya.

Berkat kegigihannya itu, Edi direkomendasikan untuk mengikuti ujian menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), dua tahun setelah sekolahnya berdiri. Sekarang, sekolah rintisannya sudah meluluskan banyak siswa setempat. Bahkan kini murid sudah mencapai 1.500 orang.

Sosok seperti Edi inilah yang sejalan dengan misi Ekspedisi Nusantara Honda Absolute Revo 2012. PT Astra Honda Motor (AHM) bersama rombongan ekspedisi memberikan penghargaan bapak dua anak ini sebagai salah satu pejuang kehidupan yang diharapkan menginspirasi masyarakat untuk terus berbuat baik terhadap masyarakat dan lingkungan. Mengabdi kepada bangsa dan negaranya. Satu unit Honda New Absolute Revo pun siap menemani Edi untuk melanjutkan perjuangannya di bidang pendidikan di tanah rantau inim Terus berjuang, Pak Guru.

(CCO-2012) 

0 komentar:

Posting Komentar